INGKAR SUNNAH
Makalah Ini di Ajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Study Hadits
Oleh :
Arlan Nova (11211101553)
Arrasyidin Akmal Domo (11211100807)
Abdurrahman (11211101357)
Agung Widianto (11211100735)
Fitri Eka Dinanti (11211200639)
Iin Dyah Arviyani (11211201496)
Sur Yanita (11211200626)
Zuraidah (11211202682)
Dosen Pembimbing:
Dra. Yuliharti, M.Ag
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
|
KATA PENGANTAR
Segala
puji pemakalah ucapkan kepada Allah swt. karena rahmat dan karunia-Nya
pemakalah dapat menyelesaikan makalah ini. Selanjutnya
sholawat dan salam tidak lupa pemakalah sampaikan kepada baginda Rasulullah
saw. yang telah memberikan pembaharuan dan pencerahan dalam tatanan kehidupan
ini.
Terimakasih
selanjutnya kepada dosen pembimbing yakni Dra. Yuliharti, M.Ag yang telah
membimbing dan mengarahkan pemakalah sehingga dapat menyelesaikan makalah ini,
yang diajukan sebagai tugas terstruktur pada mata kuliah Study Hadits.
Dalam
makalah ini mungkin banyak terdapat kesalahan maupun kekeliruan dalam teknik
penulisan maupun yang lainnya. Oleh karena itu, pemakalah mengharapkan saran
serta kritik dari berbagai pihak yang membangun sehingga menjadikan makalah ini
lebih baik lagi ke depannya. Akhir kata pemakalah berharap semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Pekanbaru,
Oktober 2013
Pemakalah
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
BAB I : PENDAHULUAN.......................................................................... 1
1.1
Latar Belakang................................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah.............................................................................. 1
1.3
Tujuan Penulisan................................................................................ 2
BAB II : PEMBAHASAN........................................................................... 3
2.1
Pengertian Ingkar Sunnah.................................................................. 3
2.2
Argument Kelompok Ingkar Sunnah................................................. 4
2.3
Bantahan Terhadap Kelompok Ingkar Sunnah.................................. 6
BAB III : PENUTUP.................................................................................... 10
3.1
Simpulan............................................................................................ 10
3.2
Saran.................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Islam adalah sistem nilai dan ajaran
illahiyah yang bersifat transendental. Sebagai suatu sistem universal, Islam
akan selalu hadir dinamis dan menyegarkan serta akan selalu mampu menjawab
berbagai tantangan zaman. Hal ini didasarkan pada sumber ajaran Islam yang
kokoh yaitu Alquran, Hadits, dan Ijtihad.
Alquran adalah firman Allah SWT yang di
dalamnya terkandung ajaran pokok untuk keperluan seluruh aspek kehidupan. Sunnah
adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Muhammad Saw yang berisi
petunjuk (pedoman) untuk kemaslahatan hidup umat manusia.
Karena keberadaannya sebagai sumber
ajaran Islam, Alquran dan Sunnah telah menjadi fokus perhatian umat Islam sejak
zaman Nabi sendiri sampai sekarang. Namun berbeda dengan Alquran, perkembangan
Sunnah tidak semulus Alquran. Berbagai keraguan bahkan penolakan muncul seiring
pertumbuhan studi terhadap Sunnah itu sendiri.
Keraguan tersebut
lebih memuncak ketika munculnya golongan yang
mengingkari Sunnah (inkarussunnah). Kelompok ini memiliki argumentasi
sendiri atas sikap mereka itu.
Dalam tulisan ini, Anda akan diarahkan
untuk memahami tentang sunnah menurut para pengingkarnya.
1.2 Rumusan Masalah
a.
Apa yang dimaksud dengan ingkar sunnah ?
b.
Apa saja argument dari kelompok ingkar sunnah ?
c.
Apa saja bantahan dari para ulama kepada kelompok ingkar sunnah ?
1.3 Tujuan
Penulisan
Makalah ini ditulis
bertujuan agar dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai kelompok ingkar
sunnah, selain itu juga untuk memenuhi tugas mata kuliah Study Hadits.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ingkar Sunnah
Ingkar sunnah terdiri
dari 2 kata yaitu kata ingkar dan kata al sunnah. Ingkar berasal dari kata ankara-yunkiru-inkaran
yang berarti mengingkari, tidak mengakui, mencela, tidak membenarkan.[1]
Sedangkan al sunnah secara etimologi berarti jalan atau tuntunan baik yang
terpuji maupun yang tercela. Kata al sunnah juga dapat berarti tata cara, jalan, aturan, model atau pola tingkah dan
ada juga yang mengartikan tradisi atau ketentuan.[2]
Secara terminologi
sunnah mengandung beberapa pengertian tergantung cara pandang yang dipergunakan
ulama dan tujuan masing-masing. Berikut pendapat beberapa ahli :[3]
a.
Menurut muhaddisun sunnah adalah segala sesuatu yang bersumber
dari rasulullah baik perkataa, perbuatan,
taqrir, tabiat, sopan santun baik sebelum maupun sesudah diangkat menjadi
Rasul.
b.
Menurut ushuliyyum sunnah adalah segala sesuatu yang disandarkan
kepada nabi Muhammad saw. selain Al Qur’an al Karim, baik berupa perkataan,
perbuatan ataupun taqrir.
c.
Menurut fuqaha sunnah adalah hal-hal yang berasal dari nabi, tetapi
tidak fardhu dan tidak pula wajib.
Dari beberapa definisi
di atas dapat dipahami bahwa sunnah merupakan model kehidupan Nabi Muhammad
saw.
Dari kedua kata
tersebut, ingkar dan sunnah kemudian didefinisikan sebagai penyangkalan atau
pengingkaran terhadap kedudukan sunnah Nabi Muhammad saw. sebagai sumber ajaran
Islam setelah Al Qur’an.[4]
Sedangkan menurut Ali
Mustafa Yaqub ingkar sunnah adalah paham yang menolak hadits sebagai salah satu
sumber syariat Islam.[5]
Secara definitif
ingkar sunnah juga dapat diartikan sebagai suatu nama atau aliran atau suatu
paham keagamaan dalam masyarakat Islam yang menolakatau mengingkari sunnah
untuk dijadikan sumber dan dasar syari’at Islam.[6]
Jadi, dari banyak
pengertian di atas dapat kami simpulkan bahwa ingkar sunnah adalah suatu paham/
aliran ataupun kelompok yang tidak mempercayai sunnah sebagai salah satu sumber
syari’at islam.
2.2 Argumentasi Ingkar Sunnah
a.
Agama bersifat kongkrit dan pasti (argument 1)
Para ingkar sunnah berpendapat bahwa
agama Islam harus dilandaskan pada satu hal yang pasti dan bila kita mengambil
atau memakai sunnah, maka berarti landasan agama itu tidak pasti[7].
Mereka berlandaskan pada ayat Al Qur’an berikut ini :
$O!9#
ÇÊÈ y7Ï9ºs
Ü=»tGÅ6ø9$#
w
|=÷u
¡
ÏmÏù
¡
Wèd
z`É)FßJù=Ïj9
ÇËÈ
1.
Alif laam miim.
2.
Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertaqwa,
Selanjutnya, mereka berargumen pada
hadits yang terbagi 2, yakni hadits mutawattir dan hadits ahad. Hadits yang
jenisnya mutawattir hanya terdapat beberapa butir saja, sedangkan selebihnya
adalah termasuk hadits ahad. Hadist ahad bersifat dhanni (dugaan yang kuat saja)
dan tidak sampai pada peringkat pasti.[8] Apabila
landasan agama berupa gabungan antara al Qur’an dan hadits maka ini bersifat
dhanni juga. Sebab gabungan antara yang pasti (al Qur’an) dengan yang dugaan (hadits)
maka akan menghasilkan dugaan juga. Al Qur’an juga mengecam orang-orang yang
mengikuti dhanni dan meninggalkan yang yakin. Allah berfirman : (al Najm : 28)
$tBur
ßìÎ7Gt
óOèdçsYø.r&
wÎ)
$Zsß
4
¨bÎ)
£`©à9$#
w
ÓÍ_øóã
z`ÏB
Èd,ptø:$#
$º«øx©
4
36. Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan
saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai
kebenaran. (Yunus : 36)
Oleh karna hadits itu bersifat
dhanni, maka hal itu tidak dapat dijadikan landasan agama. karna itu mereka
berpendapat bahwa landasan agama hanya Al qur’an saja.
b.
Al Qur’an Sudah Lengkap (argument 2)
Dalam syariat islam tidak ada dalil
kecuali al Qur’an. Allah berfirman :
$¨B
$uZôÛ§sù
Îû
É=»tGÅ3ø9$#
`ÏB
&äóÓx«
4
………… ÇÌÑÈ
38.
Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab (al qur’an)...
(Al An’am : 38)
Al Qur’an tidak memerlukan
penjelasan, justru sebaliknya al Qur’an merupakan penjelasan terhadap semua hal[9].
Allah berfirman :
t$uZø9¨tRur
øn=tã
|=»tGÅ3ø9$#
$YZ»uö;Ï?
Èe@ä3Ïj9
&äóÓx«
ÇÑÒÈ …………
89. “dan
Kami turunkan kepadamu Al kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu…”
Apabila Al Qur’an masih membutuhan
penjelasan maka berarti kita secara tegas mendustakan Al Qur’an, dan sekaligus
juga mendustakan kedudukan Al Qur’an yang membahas segala hal secara tuntas.
Oleh karna itu dalam syariat Allah tidak mungkin mencari pegangan lain selain
Al Qur’an
uqèdur
üÏ%©!$#
tAtRr&
ãNà6øs9Î)
|=»tGÅ3ø9$#
Wx¢ÁxÿãB
…….......4 ÇÊÊÍÈ
114. “... Padahal Dialah yang
telah menurunkan kitab (Al Quran) kepadamu dengan terperinci...”
(Al An’am : 114)
c.
Penulisan
Hadits (argument 3)
Argument lain yang dikemukakan oleh
kelompok ingkar sunnah adalah soal tidak pernah ditulisnya hadits pada masa
Nabi saw., bahkan Nabi saw. juga melarang penulisan hadits.[10] Kelompok sunnah
beranggapan jika memang hadits memiliki kedudukan sebagai sumber syari’at
seperti Al Qur’an
maka, Nabi saw. pasti akan menyuruh para sahabat untuk menulisnya. Namun, pada
kenyataannya tidak demikian, Nabi saw. justru melarang dan bahkan ada diantara
sahabat yang membakar naskah-naskah haditsnya seperti yang dilakukan oleh Abu
Bakar Ash Shidiq. Semua itu membuktikan bahwa Islam tidak memerlukan hadits.[11]
2.3
Bantahan Terhadap Inkar Sunnah
a.
Bantahan Argument Pertama
Alasan mereka bahwa sunnah itu
adalah dhanni sedangkan kita diharuskan mengikuti yang yakin, maka masalahnya
itu tidak demikian. Sebab Al Qur’an sendiri meskipun kebenarannya sudah
diyakini sebagai kalamullah namun, tidak semua ayat memberikan petunjuk hukum
yang pasti. Sebab banyak ayat-ayat yang pengertiannya masih dhanni (dhanni
aldalalah). Dengan demikian berarti ia juga tetap mengikuti pengertian ayat
yang masih bersifat dugaan kuat (dhanni al dalallah). Seperti firman Allah :
$tBur ßìÎ7Gt óOèdçsYø.r& wÎ) $Zsß 4 ¨bÎ) £`©à9$# w
ÓÍ_øóã z`ÏB Èd,ptø:$# $º«øx© ……....4
ÇÌÏÈ
36. “Dan
kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya
persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran...”(Yunus
: 36)
Maka yang dimaksud dengan kebenaran
(al haq) di sini adalah masalah yang sudah tetap dan pasti. Jadi maksud ayat
ini selengkapnya adalah bahwa dhanni itu tidak dapat melawan kebenaran yang
sudah tetap dengan pasti.[12]
Sedangkan maksud dari firman Allah yang mengecam mengikuti dhanni (al Najm :
28) adalah mengikuti dhanni yang sudah jelas berlawanan dengan kebenaran yang
pasti.[13]
b.
Bantahan Argument Kedua
Kelompok penginkar sunnah pada masa
lalu umumnya kekurangan waktu untuk mempelajari Al Qur’an. Hal itu karena
mereka kebanyakan hanya memakai dalil berikut :
$uZø9¨tRur
øn=tã
|=»tGÅ3ø9$# $YZ»uö;Ï?
Èe@ä3Ïj9
&äóÓx« ÇÑÒÈ……..
89. “…dan Kami turunkan kepadamu Al kitab (Al
Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk…” (An Nahl : 89)
Padahal dalam ayat 44 surat An Nahl Allah juga
berfirman :
!$uZø9tRr&ur
y7øs9Î)
tò2Ïe%!$#
tûÎiüt7çFÏ9
Ĩ$¨Z=Ï9
$tB
tAÌhçR
öNÍkös9Î)
ÇÍÍÈ
44. “…dan Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan
pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka…” (An Nahl : 44)
Apabila Allah sendiri yang menurunkan
al Qur’an dan sudah menyuruh Nabi Muhammad agar ia menerangkan isi Al Qur’an,
maka dapatkah dibenarkan seorang muslim menolak keterangan atau penjelasan
tentang isi Al Qur’an, dan memakai Al Qur’an sesuai pemahamannya sendiri seraya
tidak mau memakai penjelasan-penjelasan yang berasal dari Nabi saw ??[14] Sedang
argument mereka dengan ayat 38 surah al an’am :
$¨B
$uZôÛ§sù
Îû
É=»tGÅ3ø9$#
`ÏB
….&äóÓx« ÇÌÑÈ
38. “…Tiadalah
Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab (AL Qur’an)….”
Maka hal itu tidak pada tempatnya.
Sebab Allah juga menyuruh kita untuk memakai apa yang disampaikan oleh nabi
saw. seperti dalam firman-Nya :
!$tBur
ãNä39s?#uä
ãAqß§9$#
çnräãsù
$tBur
öNä39pktX
çm÷Ytã
(#qßgtFR$$sù
4…
ÇÐÈ
7. “... apa
yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu,
Maka tinggalkanlah…” (Al
Hasyr : 7)
c. Bantahan Argument Ketiga
Kelompok ingkar sunnah hanya
menyodorkan hadits-hadits yang melarang penulisan hadits sebagai landasan
argument mereka, tanpa pernah menyebut hadits-hadits yang justru menyuruh para
sahabat untuk menulis hadits.[15]
Selain itu mereka juga tak pernah meneliti otentisitas hadits yang mereka
jadikan dalih. Hal ini wajar saja, karna kelompok ingkar sunnah bukanlah ahli
hadits.
Al Baghdadi menuturkan ada 3 hadits
yang melarang penulisan hadits yang masing-masing diriwayatkan oleh Abu Sa’id
al Khudri, Abu Hurairah dan Zaid bin Tsabit. Dari ketiga jalur ini yang dapat
dipertanggungjawabkan otentisitasnya hanyalah hadits yang berasal dari Abu
Sa’id al Khudri. Yaitu hadist yang berbunyi :
“Janganlah kalian menulis sesuatu
dari padaku. Siapa yang menulis sesuatu daripadaku selain Al Qur’an, hendaklah
ia menghapusnya.”
Sementara 2 hadits yang lainnya
tidak hadits. Pada saat yang bersamaan terdapat 8 buah hadits yang mengizinkan
bahkan menyuruh para sahabat untuk menulis hadits dan hadits-hadits itu secara
umum dinyatakan shahih.
Kemudian terdapat 2 versi hadits
yang keduanya tidak dapat ditinggalkan begitu saja. Maka para ulama menempuh
metode jamak, yaitu menggabungkan pengertian kedua versi hadits itu dengan
alternatif-alternatif sebagai berikut :[16]
Ø Larangan
penulisan hadits itu telah dihapus (di naskh) dengan hadits-hadits yang
mengizinkan atau menyuruh penulisan hadits.
Ø Larangan
penulisan hadits itu berlaku apabila hal itu dilakukan dalam satu lembar kertas
bersama Al Qur’an, karena bila demikian maka dikhawatirkan Al Qur’an akan
tercampur dengan hadits.
Pakar ilmu hadits masa kini lebih
cendrung kepada pendapat kedua, karna Nabi saw. pernah mendiktekan hadits
kepada para sahabat dan beliau juga mengizinkan para sahabat untuk menulis
hadits. Jadi, dengan demikian tuduhan kelompok ingkar sunnah mengenai larangan
penulisan haidts tidak dapat dibenarkan secara ilmiyah.
[1] Muhammad syaifuddin, “Pengantar Study Hadist”,(…………..) hlm.
114-116
[2] Ibid
[3] Ibid. hlm
[4] Ibid. hlm
[5] Ali Mustafa yaqub, “kritik
hadits”, (Jakarta; Pustaka Firdaus, 2004), hlm. 39
[6] M. Noor Sulaiman, “Antologi Ilmu Hadits”, (Jakarta; Gaung
Persada Press, 2008), hlm. 200
[7] M. M. Azami, “Hadits Nabawi dan Sejarah Kodifikasinya”,
(Pejaten Barat; Pustaka Firdaus, 2006), hlm 51
[8] ibid
[9] Ali Mustafa yaqub : 55
[10] Ali Mustafa yaqub : 58
[11] ibid
[12] Mm azami : 58
[13] Ali Mustafa yaqub : 55
[14] Mm. azami : 60
[15] Ali Mustafa :60
[16] Ali Mustafa hal. 62
This is how my colleague Wesley Virgin's tale starts in this SHOCKING AND CONTROVERSIAL VIDEO.
BalasHapusYou see, Wesley was in the military-and soon after leaving-he revealed hidden, "SELF MIND CONTROL" secrets that the CIA and others used to get everything they want.
These are the EXACT same tactics lots of famous people (especially those who "became famous out of nothing") and the greatest business people used to become rich and famous.
You probably know how you utilize only 10% of your brain.
That's because most of your brainpower is UNTAPPED.
Maybe this thought has even occurred IN YOUR very own brain... as it did in my good friend Wesley Virgin's brain around 7 years ago, while riding an unlicensed, garbage bucket of a car with a suspended driver's license and $3.20 on his debit card.
"I'm absolutely frustrated with going through life check to check! When will I finally make it?"
You've been a part of those those questions, right?
Your very own success story is going to happen. You just need to take a leap of faith in YOURSELF.
WATCH WESLEY SPEAK NOW